PAHLAWAN SEPANJANG MASA
Bunda
tidak lama lagi adalah hari ibu, aku akan memberikan bunda sebuah kejuatan, dengan
surat ini bunda akan tau kalau aku sangat menyayangi bunda.
Keheningan
malam menusuk kalbuku. Ku tatap langit – langit malam yang menemaniku saat itu,
tidak terasa saat ini aku sudah dewasa. Rasa rindu teringat disetiap malam. Terbayang
– bayang sesosok pahlawan yang selalu ada dalam kehidupanku. “Dia adalah bunda”
bunda adalah lentera dalam kegelapan yang selalu bercahaya dan bersinar dalam
hidupku. Aku teringat ketika kecil bunda selalu menyayangi aku dengan penuh cinta
dan kasih sayang. “ Apa lagi waktu kecil”dimana waktu itu aku tidak tau apa –
apa, hanya bunda yang aku tau .
Dia
selalu ada untukku, apa lagi diwaktu malam ketika aku menangis bunda selalu
terjaga dan terbangun disetiap malam. Aku tau waktu itu bunda sangat lelah
merawatku, tetapi saat itu aku Cuma bisa menangis. Aku bersyukur mempunyai
bunda yang sangat baik dan penuh kasih sayang. Kini aku sudah beranjak dewasa, aku
ingin membalas jasa – jasa yang diberikan bunda kepadaku ,dengan keterbatasan
ekonomi aku tidak tega melihat bunda berjualan gorengan setiap harinya. Aku
selalu mencoba membantu bunda berjualan tetapi bunda tidak mengizinkan, aku
sangat sedih tidak bisa membantu bunda disaat bunda kesulitan, tetapi disuatu
hari bunda jatuh sakit dan tidak bisa berjualan, aku sangat bingung dan sedih
dan aku bertanya kepada bunda.
“bunda
? cepet sembuh bunda (sambil menangis)”.
“Iya
nak, jangan menangis. Bunda tidak apa – apa”
Setelah
aku mencium dan memeluk bunda “aku sangat
nyaman ,karena aku sangat sayang kepada bunda tidak ada yang bisa menggantikan
bunda” .Aku berjanji kepada diriku jika
bunda sembuh aku akan mencucikaki bunda, setelah itu aku berfikir untuk menggantikan
bunda berjualan keliling kota. Panasnya matahari membuatku tetap semangat dalam
berjualan, demi bunda aku rela berjualan hingga petang. Tidak terasa hari sudah
malam, aku bergegas untuk pulang. Akhirnya aku sampai dirumah dan aku langsung
memberikan obat yang aku beli. Bunda semakin membaik aku sangat senang, karena
bunda akan segera sembuh dan bisa berjualan lagi, tetapi apakah bunda tau kalau
aku sangat sayang kepada bunda ? aku
selalu berdoa untuk kesembuhan bunda .
“Ya Allah tolong sembuhkan bunda
,aku tidak ingin melihat bunda kesakitan”. Aku ingin bunda ceria dan bisa tertawa
lagi.“Ya Allah, sembuhkan bunda, aku tidak mau kehilangan bunda”. “Aku sangat
sayang kepada bunda, sekali lagi sembuhkan bunda, ya Allah .Aminn..”
Aku
selau merawat bunda dengan penuh kasih sayangku .Setiap hari aku selau membuat
makanan, membersikan rumah, mencuci baju. Itu semua aku lakukan demi bunda. Aku
sangat senang membantu bunda, karena bunda adalah penyemangatku dalam hidupku.
Akhirnya
bunda mulai sembuh dan bisa berjualan lagi, ketika bunda sedang beristirahat
aku diam – diam mengambil air dan lap tangan untuk mencuci kaki bunda, tiba –
tiba selagi aku mencucui kaki bunda. Bunda terbangun dan bertanya kepadaku.
“Nak,kenapa kamu .Kenapa ? aku ingin
mencuci kaki ,boleh ya bunda.”
“Kaki
bunda kotor nak(sambil menagis)”. “Tidak apa – apa bunda, aku sudah janji sama
diriku bunda kalau bunda sembuh aku ingin mencuci kaki bunda,aku sangat sayang
sama bunda”. “Terima kasih ya nak(sambil menagis)”.Bunda akan selalu ada untuk
mu. “ Bunda jangan sakit lagi ya, aku takut bunda dan bingung ketika bunda
sakit”. “Maafin bunda ya nak, karena bunda sakit kamu jadi ikut susah”. “Bunda jangan
menagis, demi bunda aku rela melakukan apapun yang penting bunda sembuh”.
Setelah
itu bunda berjualan lagi keliling kota
untuk mencari uang disitu aku sedih melihat bunda berjualan hanya seorang diri.
Aku hanya terdiam dan tidak bisa membantu bunda,karena bunda tidak mengzinkan
aku membantunya,tetapi dengan bersekolah aku harus belajar bersungguh – sungguh
untuk menjadi orang sukses dan membahagiakan bunda. Suatu hari aku melihat
bunda memakai mukenah yang sudah sobek dan jelek. Kelihatannya bunda ingin
sekali mempunyai mukenah yang baru supaya bunda nyaman dalam beribadah.
Lalu
aku berfikir untuk mebelikannya mukenah baru, tetapi dengan apa aku harus
membelikan mukenah itu ?. Demi bunda aku
harus berusaha untuk mendapatkan mukenah baru,lalu aku pergi dan mencari
pekerjaan. Akhirnya dengan menghantarkan koran kerumah – rumah. Aku bisa membelikan mukenah untuk bunda, walaupun
lama demi bunda aku tetap bersabar dalam mengumpulkan uang itu. Akhirnya aku
bisa membelikan mukenah untuk bunda dan ingin segera memberikan mukenah itu
untuk bunda.
Hem,
tetapi aku harus bersabar untuk bemberikan mukenah ini kepada bunda, karena aku
akan memberikan kepada bunda saat hari ibu. Tidak terasa hari ini adalah hari
ibu aku bergegas untuk bangun dan menemui bunda,tetapi bunda sudah pergi
berjualan gorengan saat aku masih tidur. Aku harus bersabar menunggu bunda
pulang dan akhirnya bunda pulang.Bunda terkejut dan terharu melihat aku
memberikan sebuah mukenah yang diinginkan bunda selama ini. “Selamat hari ibu
bunda. Aku sayang bunda” ....
0 Response to "PAHLAWAN SEPANJANG MASA"
Post a Comment