DJodohku dihantar kan tahajud




Jika hati sudah terluka bahkan tersakiti, mulut pun tak mau bicara, kini tak ada harapan yang bisa diharapkan dalam sebuah kisah cinta yang begitu besar untuk di pertahankan. Di usianya yang kini menginjak angka dua puluh lima tahun menjadi cambuk untuk mendapatkan pasangan yang sehidup semati, cinta itu tak semudak membalikan telapak tangan, tetapi cinta itu butuh strategi yang tepat dalam membalikan sebuah tangan.

Rasa itu muncul ketika penasaran dengan sesosok wanita yang mampu membuat ku bahagia akan kehadirannya. Ketika awal bertemu dengannya, senyuman manis menggoda ku di pagi hari, saat itu tidak sengaja aku menabrak wanita itu di sebuah halte tepat dipinggir jalan.

“Maaf aku tidak sengaja, tadi aku terburu – buru ? mari aku bantu ”

“oh, iya . tidak apa – apa, saya tadi tidak melihat kamu, maafkan aku juga “

“perkenalkan saya Redo, saya dari Bandung, kamu ?”

“saya Putri, dari Jakarta. kalau begitu saya duluan ya. Saya ada urusan yang harus diselesaikan “

“ oh iya, boleh saya antar”

“ oh, tidak usah, terima kasih. Assalamualaikum “

“waalaikumsalam “

Pada saat aku bertemu dengannya, aku tak bisa melupakan senyuman nya, kata – katanya  melekat dalam fikaran ku, sejenak ku berdiam diri, pada saat itulah ucapan membuatku tak bisa melupakannya.

Entah secara kebetulan atau tidak, aku bertemu denganya dalam sebuah kegiatan yang kebetulan sama dan wanita itu hadir dalam kegiatan tersebut.

“Asalamualaikum ukhti”. Kalau teringat pertemuan itu bagaikan mimpi, pertemuan yang ditakdirkan oleh allah. Sampai kemudian bertemu kembali di beberapa kegiatan yang dikerjakan bersama. Cinta itu tumbuh begitu indah, bersahaja dan penuh warna.

Dia banyak mengalah dan mengerti perasaannya. Diam – diam aku membaca pikirannya.” Biarkan Allah menyatukan cinta kita”. Ujarnya. Ia terdiam, hatinya campur aduk, gembira, bahagia juga sedih dan perih bayangan luka dimasa lalu.

Setelah itu semua berlalu begitu saja, entah tidak ada kabar lagi, tiada pertemuan dan tegur sapa. Bagai tertutup angin, tenggelam dalam kesibukan. Ditengah galau dilanda rindu, ibundanya bertanya, kapan kamu menikah ? adikmu saja sudah sebentar lagi mempunyai anak lagi. Kapan ibu melihat kamu menikah nak ? ucapan itu begitu menyayat hati. Air matanya mengalir disetiap solat tahajud, memohon kepada Allah agar bertemu dengan jodohnya.

Allah maha mendengar setiap doa hambanya. Doa itu dijawabnya, sungguh tidak pernah diduganya. Ia datang bersama keluarganya untuk melamar. Dirinya terkejut, ibundanya menangis, rasa haru dan bersyukur menyatu dalam panjatan kehadirat Illahi Robbi, “Alhamdulilah, ya Allah, engkau dengarkan doaku  ini,” tutur ibundanya penuh dengan isak tangis kebahagian menerima lamaran itu dan tidak lama kemudian menentukan akad nikahnya.

Kebahagian keluarga besar mempersiapkan pernikahan. Lagi – lagi kedahsyatan tahajud membuat siapa saja merasakan nikmatnya, yang diberikan Allah kepada hambanya yang betul – betul mengharapkan pertolongan, rezeki maupun lainnya.



sumber : baperinstik.com




Reza Fahryzal Blogger kampung yang mengulas otomotif, mobil dan lainnya

0 Response to "DJodohku dihantar kan tahajud"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel